PROFIL PERUSAHAN DUPA DEWI BUNGA
4:50 PM Edit This 3 Comments »
Sosok
seorang wanita mandiri muncul kembali di sebuah desa kecil bernama desa
Busungbiu. Seorang pribadi yang santun dan ramah bernama Luh Sukerti. Dengan
keuletan dan semangat juang yang tinggi dia mampu membuat semua mata orang
tertuju padanya. Apakah yang membuatnya seperti demikian?
Hanyalah sebuah
perusahaan dupa bernama Dewi Bunga.
Berawal
dari keinginan yang mulia dia merintis perusahaannya tersebut demi kemanjuan
desa tempat tinggalnya yaitu desa busungbiu. Usaha produk dupa ini dipilihnya
karena keprihatinannya pada masyarakat bali sebagai konsumen terbesar pemakai
dupa tidak bisa membuat dupa sendiri. Selama ini dupa sebagai sarana sembahyang
umad Hindu dan Buda di import dari luar pulau bali sendiri yaitu pulau jawa.
Dengan demikian tentu saja harganya akan meningkat karena di import dari luar
pulau. Padahal masyarakat bali sendiri dapat memproduksi dupa sendiri dan dari
segi skill tidak kalah dengan yang lain. Selain alasan tersebut baginya membuat
dupa merupakan bagian dari yadnyanya kepada Ida Shang Hyang Widi sebagai sarana
persembahyangan dan yadnya kepada manusia karena dapat menyerap tenaga kerja.
Di zaman sekarang ini beliau menyadari banyak sekali tenaga kerja yang di pecat
dan pulang kembali ke kampung halamannya. Hal ini terjadi juga pada masyarakat
desa busungbiu yang sebagian besar merantau ke Denpasar sebagai tenaga kerja di
hotel dan berbagai profesi yang berkaitan dengan pariwisata. Kita ketahui
sebelumnya akibat adanya Bom BALI usaha bisnis pariwisata di bali mulai
meredup.
Kini
bagi wanita dengan 2 anak ini menyadari arti pentingnnya dupa bagi
kehidupannya. Baginya dupa bukan hanya sekedar sarana sembahyang tetapi sangat
berarti baginya yaitu memberikannya dan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya
sebuah kehidupan yang cukup layak.
Berbekal
pengetahuan yang didapatkan dari adiknya sendiri yang pernah bekerja di sebuah
perusahaan dupa di jawa yang kini telah kembali ke kampung halamannya dan
merintis usaha dupa setengah jadi ini Luh Sukerti merintis usahanya pada tahun
2000. Awalnya dupa buatannya dipasarkan di desa busungbiu tersebut, memang cukup sulit karena kurang di kenal
masyarakat dan juga sebagian besar masyarakat kurang percaya dengan produk baru.
Hal ini karena masyarakat sudah terbiasa menggunakan dupa merk lain yaitu dupa
cap Buda. Dupa cap Buda adalah dupa yang pertama kali ada dan sudah mendarah
daging dengan masyarakat bali sehingga susah untuk mengalihkan selera mereka.
Selain itu juga masyarakat di desa busungbiu sebagian besar sulit untuk
menerima perubahan. Namanya juga masyarakat desa masih kental dengan budaya dan
masih agak sedikit kolot. Namun tidak semua orang berpikiran demikian sehingga
dari tahun ke tahun perusahaannya mulai di kenal oleh masyarakat desa busungbiu
bahkan di desa lain dan kini di telah merambah ke kecamatan lain di kabupaten buleleng.
Awalnya
perusahaan ini belum mempunyai nama namun menginjak tahun ketiga setelah didirikan
Luh Sukerti memberikan nama untuk perusahaan yang dirintisnya dengan penuh
perjuangan tersebut dengan nama Dewi Bunga. Sebuah nama yang memang sangat
sederhana namun cukup membuat orang terpikat dengannya. merupakan sebuah nama
yang mempunyai banyak arti dan maksud
yang mulia. Dewi artinya cantik dan mulia. Beliau mengharapkan perusahaannya
mampu menarik dan memikat semua mata bak seorang dewi yang begitu mulia dan
cantik serta agar perusahaannya diberkati oleh tuhan. Sedangkan Bunga identik dengan keindahan dan
keharumannya yang mampu memikat berbagai kumbang dan kupu-kupu dari berbagai
tempat. Selain itu juga produk dupa buatannya sebagian besar dengan harum
bunga. Beliau mengharapkan perusahaannya diminati oleh semua orang dari
berbagai kalangan bak bunga yang diminati dan di cari-cari kumbang-kumbang dan
kupu-kupu.
2.
Manajemen :
a.
Manajemen pemasaran
Dari
awal Luh Sukerti hanya berniat untuk memproduksi dupa, jadi produknya hanya dupa. Namun dupa
buatannya bukan dupa sembarang dupa. Dupa buatannya di buat dari bahan-bahan
berkualias dan dipilih dengan teliti. Namun disini dia tidak membuat dupa mulai
dari pembuatan stik dupa hingga jadi sebuah dupa yang dipakai sembahyang.
Beliau hanya mengambil dupa setengah jadi dari adiknya sebagai produser dupa
setengah jadi tersebut. Hal ini di karenakan pembuatan stik dupa terlalu sulit
dan rumit baginya dan membutuhkan waktu yang lama, jadi dia bekerjasama dengan
adiknya yang memproduksi dupa setengah jadi tersebut.
Produknya
terdiri dari dupa dengan berbagai ukuran dan bermacam-macam keharuman yang
tentu saja memikat orang yang menciumnya. Ukuran dupanya bermacam-macam mulai
dari sebesar lidi hingga sebesar ibu jari tangan, panjangnya mulai dari 12 cm
hingga 1/2 meter. Namun untuk produksi yang paling banyak adalah dupa yang
panjangnya 15 cm hingga 30 cm. Hal ini karena ukuran inilah yang paling sering
digunakan umad hindu untuk sembahyang sehari-hari. Sedangkan untuk ukuran yang
lain diproduksi dalam jumlah kecil tergantung pesanan. Biasanya untuk dupa
ukuran besar kebanyakan dipesan oleh umad buda untuk sembahyang di wihara.
Keharuman
yang bermacam-macam juga ditawarkan oleh perusahaan ini. Wangi dupanya
kebanyakan bernuansa bunga lokal dari indonesia seperti melati, kamboja, sedap
malam, lotus, jempiring, kenanga, mawar dan berbagai macam bunga lainnya.
Selain wangi bunga perusahaan ini juga menyediakan dupa wangi cendana. Semua pilihan
keharuman dari dupa tersebut tergantung dari pesanan.
Harga
dari dupa produksinya tersebut bermacam-macam tergantung dari ukuran dan
wanginya. Untuk dupa yang dibuat dengan disemprot tentu saja harganya lebih
murah dari dupa yang pembuatannya dicelup. Hal ini karena perbedaan jumlah
parfum dan konsentrasi parfum yang digunakan. Selain itu tergantung dari besar
kecilnya ukuran dupa. Harga jualnya juga tergantung dari pesanan yang diminta.
Biasanya pedagang-pedagang eceran membeli dupa yang disemprot Rp20.000 – Rp
40.000. Harga jualnya berkisar dari Rp1.500 hingga puluhan ribu. Untuk 1 kg
dupa yang dicelup dijual dengan harga Rp25.000 sedangkan untuk dupa yang
disemprot 1 kg dupa dijual dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Kemudian
untuk 1 plastik ukuran setengah kilo dupa semprot dijual dengan harga Rp 6.000.
Sedangkan yang di celup Rp 12.000 hingga Rp 15.000. Untuk dupa yang berukuran
besar dapat dijual Rp 500 hingga Rp 2.000 rupiah per batang dan juga bisa lebih
dari harga tersebut tergantung dari cara pembuatannya apakah dicelup atau di
semprot dan ukurannya. Semakin besar ukuran dan semakin harum maka semakin
mahal harganya.
Cara
promosinya cukup sederhana yaitu berawal dari mulut ke mulut kemudian berlanjut
ke toko-toko. Dengan dibantu suaminya beliau pergi ke toko-toko kecil untuk
memasarkan produknya. Karena produknya
berkualitas dan cukup terjangkau Dewi Bunga mulai dikenal masyarakat luas.
Produknya
awalnya hanya didistribusikan ke toko-toko dan warung-warung kecil di sekitar
tempat tingalnya. Namun karena semakin banyak yang mengenal produknya tersebut
produknya mulai dipasarkan ke grosir-grosir besar, namun beliau belum berani
untuk mendistribusikannya ke toko-toko swalayan yang besar karena untuk masuk
ke swalayan tersebut sulit dan banyak saingan.
Dimana
ada keinginan disitu ada jalan. Namun jalan yang diberikan tak selamanya mulus.
Demikianlah yang beliau katakan karena perjalanan bisnisnya tak semulus yang
kita lihat, masih terdapat berbagai kendala yang bermunculan. Kendala-kendala
yang dialami beliau dalam pemasarannya adalah susah untuk mendapatkan pelanggan
tetap. Sekarang ini sudah banyak bermunculan perusahaan dupa yang mulai
menyaingi beliau. Selain itu juga pemasarannya tergantung hari raya besar umat
hindu. Untuk mengatasi hal demikian beliau meningkatkan kualitas produknya dan
muali gencar untuk bercuap-cuap mempromosikan produknya.
b.
Manajemen keuangan
Perusahaan
Dewi Bunga ini memang perusahaan kecil menengah yang cukup sukses. Berkat
ketekunan dan tekat yang besar mampu membawa perusahaan ini ke tingkat yang
lebih baik. Awalnya perusahaan ini hanya bermodalkan Rp 500. 000 kemudian
semakin lama modalnya ditambah dari keuntungan yang didapatnya hingga menjadi perusahaan besar. Modal awal
tersebut didapatnya dari tabungan bersama dengan suaminya.
Beliau
tidak mendapatkan modal tersebut dari bank karena menurutnya meminjam melalui
bank terlalu rumit dan menurutnya uang sekecil itu kalau hanya meminjam lewat
bank tidak akan diberikan pinjaman. Selain itu beliau harus memberikan jaminan
kepada bank.
Keuntungan
yang didapatnya awalnya hanya sedikit dan belum cukup untuk menambah modal
namun suaminya menginvestasikan uangnya pada perusahaan tersebut untuk menambah
modal awalnya. Seperti pepatah bersakit-sakit dahulu bersenang, kemudian
modalnya semakin bertambah dengan semakin banyaknya keuntungan yang didapat.
Keuntungan tiap bulannya tidak tentu tergantung jumlah dupa yang dijual. Jika
pembelinya ramai dalam 1 bulan mampu mendapat keuntungan kotor hingga 1 juta
rupiah. Sedangkan jika sedang sepi hanya beberapa ratus ribu saja.
c.
Aspek SDM ( Sumber Daya
Manusia)
Untuk
mendapat kualitas produk yang baik dan diminati oleh banyak orang maka produksi
harus dilakukan oleh orang yang berkualitas pula, mengerti cara membuat dan
tentu saja dibutuhkan orang yang ulet dan rajin dalam bekerja. Maka dari itu
beliau tidak sembarangan dalam memperkerjakan karyawan. Penempatan karyawan
disesuaikan dengan skill yang dimilikinya. Misalnya saja bagi karyawan yang
bisa menyetir mobil dan pintar untu mempromosikan produk ditempatkan di bagian
pemasaran dan ditugaskan untuk mendistribusikan produk, untuk karyawan yang
mempunyai skill untuk membuat dupa ditempatkan di bagian produksi, sedangkan
untuk karyawan lainnya ditempatkan di bagian pengemasan.
Awalnya
produksi, promosi dan distribusi produknya hanya dilakukan oleh beliau dibantu oleh
1 orang karyawan dan suaminya serta dibantu oleh kedua anaknya. Namun kian lama
beliau sudah tidak mampu memenuhi pesanan yang kian lama kian bertambah
sehingga mulai menambah karyawannya lagi.
Kini
jumlah karyawan tetap di perusahaannya adalah 10 orang. Di bagian produksi 3
orang, di bagian pengemasan ada 5 orang sedangkan 2 orang lainnya sebagai
pendistribusi. Namun beliau juga menerima pekerja untuk mengemas produk
walaupun tidak tetap jika jumlah pesanan banyak yaitu hari raya besar umad
Hindu seperti galungan dan kuningan.
d.
Manajemen produksi
Produk
buatannya harganya berbeda-beda tergantung cara pembuatannya yaitu dengan cara
dicelup dan dengan cara disemprot. Jadi produksi yang dilakukan meliputi
penyemprotan dupa dan pencelupan dupa.
Adapun
cara pembuatan dupa Dewi Bunga yaitu :
1.
Pembuatan dupa dengan
cara disemprot
Alat dan bahan :
·
Alat penyemprot
(seperti alat penyemprot insektisida)
·
Larutan parfum
·
Dupa setengah jadi
Cara
pembuatan :
·
Tempatkan dupa secara
berjejer dan bertumuk-tumpuk.
·
Siapkan parfum kemudian
campur dengan air.
·
Masukkan parfum yang
sudah dicampur dengan air (larutan parfum) ke dalam tabung penyemprot.
·
Semprot dupa dengan
larutan parfum tersebut.
·
Untuk 1 karung dupa
disemprot dengan 1 liter larutan parfum.
·
Diamkan selama kurang
lebih 15-20 menit.
·
Kemudian dupa siap
dikemas.
2.
Pembuatan dupa dengan
cara dicelup
Alat dan bahan :
·
Ember tempat pencelupan
·
Larutan parfum
·
Dupa setengah jadi
Cara
pembuatan :
·
Siapkan dupa setengah
jadi.
·
Kemudian larutkan
parfum ke dalam air untuk membuat larutan parfum.
·
Masukkan larutan parfum
ke dalam ember untuk pencelupan.
·
Celupkan dupa ke dalam
ember yang telah diisi larutan parfum.
·
Untuk 1 karung dupa
dibutuhkan 2 liter larutan parfum.
·
Diamkan beberapa jam
sesuai dengan keinginan. Jika menginginkan dupa yang harumnya tahan lama
dicelupkan lebih lama.
·
Keringkan dupa di bawah
sinar matahari hingga kering.
·
Dupa siap dikemas.
3 comments:
kami PT INDRATMA SAHITAGUNA memproduksi tepung kayu jati mesh 80 dengan tonase 600 ton/bulan. Kami juga memproduksi tepung batok kelapa, briket dan kami juga menerima pemesanan mesh sampai dengan mesh 120. kantor kami beralamat di jalan kedungmundu raya no 18C Kota Semarang Jawa Tengah. Hub kami telp : 024-76747916 / HP 085876342830
Kami adalah sebuah produsen yang memproduksi serbuk sending/ serbuk kayu halus yg berguna untuk campuran dempul di sebuah pabrik kayu lapis atau paywood dan dupa. Barang dari kami terjamin.halus dan juga kering. Kami jual dalam bentuk per kg.. Alamat produksi kami ada di candiroto.temanggung jawa tengah.
Untuk para produsen barecore ataupun plywood dan juga bahan baku dupa bisa coba produk saya. jika berminat dengan produk kami bisa menghubungi :
Cp. : 085713845444
Email: tomsofa07@gmail.com
Atas kerja samanya kami ucapkan terima kasih
Hallo admin kami kami Adalah cv.BANDAL yg berasal dari Siborong borong (Sumatra Utara) memproduksi Dan mengsuply rempah rempah khas Sumatra.
Kami juga menawarkan kikisan Kulit kemenyan dimana kami yakini sangat bagus untuk Bahan Baku dupa.
Sampai Saat ini kami sudah berkontribusi di berbagai perusahaan dupa di jawa.
Jika admin tertarik hubungi 087813847198
Post a Comment