Salah Satu Cara Mengatasi Anak Sulit Belajar
8:03 AM Edit This 0 Comments »
Orang tua sering bingung dan pusing menghadapi anak usia 5-8 tahun untuk
belajar ketika ia sulit untuk belajar. Bahkan ada orang tua stress menghadapi
anak yang demikian apalagi melihat anak-anak tetangganya yang telah jauh lebih
maju karena rajin dan cepat menyesuaikan diri dalam proses belajar mereka.
Kebingungan dan kepanikan orang tuan ini tidak jarang diakhiri dengan membentak
anak, memarahi, menjewer juga memberi bayaran berupa kue, permen dan sebagainya.
Dalam tulisan ini penulis mengajak orang tua untuk tidak lagi pusing dan
bingung dengan kondisi anak tersebut tetapi hendaknya sesegera mungkin mengajak
anak untuk bermain terlebuh dahulu. Permainan yang dimaksukan di sini adalah
serangkai gerakan-gerakan(senam) otak. Senam otak (brain gym) adalah rangkaian
latihan gerakan sederhana yang dilakukan untuk memudahkan kegiatan belajar.
Rangkaian gerakan yang dilakukan bisa memperbaiki konsentrasi belajar si kecil,
meningkatkan rasa percaya diri, menguatkan motivasi belajar, serta membuatnya
lebih mampu mengendalikan stres. Itulah sebabnya, latian ini cocok untuk si
kecil, terutama untuk menunjang belajarnya di sekolah.Cuma itu ? Tentu saja
tidak. Senam otak juga sangat praktis, karena bisa dilakukan di mana saja,
kapan saja, dan oleh siapa saja. Porsi latihan yang tepat adalah sekitar 10-15
menit, sebanyak 2-3 kali dalam sehari.Latihan-latihan senam otak ini adalah
inti dari Educational Kinesiology.
Sebenarnya, education berasal dari kata
latin, yakni educare; yang berarti menarik keluar. Sementara itu, kinesiology
berasal dari bahasa Yunani, yakni kinesis, artinya gerakan. Jadi kinesiology
adalah ilmu tentang gerakan tubuh manusia. Educational Kinesiology, untuk
selanjutnya disingkat Edu-Kinestetik, merupakan metode yang dikembangkan oleh
Paul E. Dennison, seorang pendidik di Amerika, Direktur Valley Remedial Group
Learning Center. Metode yang diciptakannya ini bertujuan untuk menolong para
pelajar agar memanfaatkan seluruh potensi belajar alamiah (yang terpendam)
melalui gerakan tubuh dan sentuhan. Apalagi, ditemukan bahwa beberapa anak
berusaha terlalu keras, sehingga mekanisme integrasi otaknya justru dilemahkan.
Akibatnya, anak malah mengalami hambatan dan kesulitan dalam belajar. Padahal,
sebenarnya integrasi otak diperlukan agar kegiatan belajarnya utuh. Senam ini
sebaiknya dilakukan ketika si kecil berusia 6 tahun. Sebab, pada usia ini
biasanya ia sudah dapat memberi respons terhadap apa yang diinginkan oleh orang
lain. Kalau pun tidak mampu merespons, ia tetap dapat melakukan senam secara
pasif. Artinya, dalam posisi berbaring, si kecil tetap dapat dituntun untuk
melakukan berbagai gerakan. Menulusuri sistem kerja otak Otak memegang peranan
yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Karena, organ yang
beratnya 1400 gram dan memiliki volume sekitar 230 cm3 ini merupakan pusat
pengendali berbagai aktivitas fisik maupun mental. Boleh dibilang, sistem kerja
organ yang satu ini memang begitu kompleks.
Otak itu sendiri merupakan kumpulan
jaringan syaraf yang terlindungi di dalam tengkorak. Jaringan syaraf yang
tersusun dari bermilyar- milyar neuron (sel syaraf) ini terbagi menjadi dua,
yakni otak besar (serebrum) yang terdiri dari belahan otak kanan dan kiri dan
otak kecil (serebelum). Otak juga memiliki sistem komunikasi yang dapat
bereaksi cepat dalam mengorganisasikan dan merencanakan respons terhadap
informasi atau rangsangan yang masuk. Ketika informasi masuk, neuron (kesatuan
syaraf) akan “menelepon” neuron lainnya, “temannya”. Mula-mula pesan akan
diterima oleh dendrit (serabut pada neuron). Lalu, impuls pesan tersebut
disalurkan melalui “kabel telepon”, yakni sepanjang akson (bagian dari neuron
yang menyerupai batang). Selanjutnya, akson akan meneruskan impuls ke sinaps,
yakni serabut yang merupakan tempat pertemuan antar-neuron yang hendak
menyampaikan impuls pada neuron lain.
Dari sinaps, pesan berpindah ke dendrit
yang terdapat pada neuron lain. Proses penyampaian pesan seperti ini akan
membentuk respons, ingatan atau pikiran seseorang. Masalahnya, seringkali
informasi yang diterima otak tidak dapatdiekspresikan kembali secara utuh.
Ketidakmampuan untuk mengungkapkan apa yang telah dipelajari akan menimbulkan
perasaan gagal dan stres, sehingga semangat belajar si kecil pun berkurang.
Bila ia kurang belajar, tentu prestasinya akan kian merosot dan perasaan gagal
akan terus mendera. Karena itulah, otak si kecil perlu juga diajak bersenam.
Senam otak bertujuan untuk mengaktifkan potensi belahan otak (hemisfer) kanan
dan kiri, sehingga pada akhirnya terjadi integrasi atau kerja sama antar
keduanya. Secara garis besar, hemisfer kiri digunakan untuk berpikir logis dan
rasional, menganalisa, bicara, serta berorientasi pada waktu dan hal-hal yang
terinci. Sementara hemisfer kanan digunakan untuk hal-hal yang intuitif,
merasakan, bermusik, menari, kreatif, dan sebagainya.
Selain itu hemisfer kiri
akan mengatur badan, mata dan telinga kanan, serta hemisfer kanan akan
mengontrol badan, mata dan telinga kiri. Nah, kedua hemisfer ini “disambung”
dengan corpus callosum, yakni simpul saraf kompleks dimana terjadi transmisi
informasi antar-belahan otak. Bila sirkuit-sirkuit informasi dari kedua belahan
otak cepat menyilang, maka kemampuan belajar anak bisa “dibangkitkan”. Untuk
membaca dengan lancar, menulis dengan benar, mendengarkan dan berpikir pada
saat yang sama, kita memang harus mampu “menyeberang garis tengah” yang
menghubungkan otak bagian kiri dan kanan. Itu sebabnya, anak yang disleksia
(kesulitan membaca), disgrafia (kesulitan menulis), tidak percaya diri,
cenderung menarik diri dari pergaulan, atau hiperaktif (terlalu aktif), dapat
juga “diaktifkan” melalui senam otak ini. PACE, kesiapan untuk belajar Sebelum
si kecil mulai belajar apapun, ia harus menjalani PACE. PACE adalah empat
keadaan yang diperlukan untuk belajar dengan menggunakan seluruh otak, dan PACE
itu sendiri merupakan singkatan dari Positif, Aktif, Clear (jelas) dan
Energitis Untuk melakukan PACE ini, si kecil harus memulainya dari Energetis
(minum air), Clear (melakukan pijatan saklar otak), Aktif (melakukan gerakan
silang), serta Positif (melakukan Hook Ups).
Minum Air Minum air putih dalam
jumlah cukup banyak, yaitu 0,3 – 0,4 liter / 10 kg Berat Badan (BB) sehari,
kalau anak sedang belajar. Misalnya saja, dengan BB 50 kg, ia harus minum sekitar
1,5 – 2 liter / hari. Namun, Kalau ia sedang sakit atau banyak berkeringat,
jumlah air putih yang diminumnya harus bertambah lagi, yakni menjadi 0,6 liter
/ 10 kg BB. Jadi, ia harus minum air sekitar 3 liter. Air mempunyai banyak
fungsi dalam badan untuk menunjang belajar anak. Di antaranya adalah, darah
lebih banyak menerima zat asam yang diperlukan untuk belajar, melepas protein
yang diperlukan untuk belajar hal baru, melarutkan garam yang mengoptimalkan
fungsi energi listrik tubuh untuk membawa informasi ke otak, serta mengaktifkan
sistem limpa. Limpa berfungsi untuk mengangkut zat-zat gizi, hormon, dan
sebagai saluran pembuangan.
Memijat saklar otak Pijatan ini memiliki beberapa
manfaat yakni mengkoordinasi kedua belahan otak, meningkatkan kelancaran aliran
darah (zat asam) ke otak, meningkatkan keseimbangan badan, serta meningkatkan
kerja sama antar-kedua mata, sehingga dapat mengurangi kejulingan. Pijatan pada
titik ini akan meningkatkan peredaran darah ke otak. Berat otak kira-kira 1/50
dari berat badan, namun untuk berfungsi optimal diperlukan 1/5 dari peredaran
darah. Sementara itu, tangan di pusat (perut) menyeimbangkan impuls-impuls yang
berhubungan dengan telinga bagian dalam dan berpengaruh pada kemampuan belajar.
Memijit Saklar Otak: Pijat lekukan di bawah tulang selangka, yakni di kiri dan
kana dari bidang dada. Sementara tangan lainnya menggosok daerah pusat. Sambil
melakukan latihan, gerakkan mata ke atas-bawah dan kiri-kanan Gerakan Silang
Otak mengapung di dalam cairan otak. Dan, cairan otak ini memiliki beberapa
fungsi, seperti melindungi otak dari gegar otak, di samping berfungsi secara
elektris.
Seperti halnya baterai mobil, otak manusia juga memerlukan sejenis
alat elektro kimiawi, agar arus listriknya dapat mengalir. Jika aliran cairan
otak tersendat-sendat, berarti telah terjadi ketidakseimbangan dalam aliran
informasi di otak. Hal ini juga berkaitan dengan sistem informasi antar otak
dan badan yang dapat terhambat koordinasinya. Gerakan silang melancarkan
peredaran cairan otak, sehingga gangguan tersebut hilang. Belahan otak kanan
mengontrol belahan tubuh kiri, demikian juga sebalikanya. Di samping itu,
terdapat bagian otak dengan fungsi tertentu, seperti menyangkut fungsi
intelektual, kontrol otak, dan emosi. Perkembangan bayi normal mengarah pada
koordinasi kiri dan kanan yang makin serasi.
Hal ini merupakan dasar
pertumbuhan intelektual dan mental. Gerakan yang sangat menunjang pertumbuhan
itu adalah gerakan merangkak. Dasar gerakan inilah yang merupakan awal fungsi
koordinasi keseimbangan. Gerakan silang sangat bermanfaat bagi anak yang sulit
belajar atau yang mengalami kesulitan koordinasi. Gerakan ini memang memiliki
berbagai manfaat, seperti meningkatkan daya ingat dan daya pikir, membuat
pikiran lebih jernih dan meningkatkan koordinasi tubuh, dan sebagainya. Gerakan
Silang prinsipnya adalah mempertemukan anggota gerak bagian kiri dan kana,
misalnya tangan kiri dengan kaki kana. Agar koordinasi gerak ini lebih
“terasa”, tangan kanan di samping tubuh. Sebenarnya, setiap gerakan silang
merupakan sejenis gerak jalan yang lebih disengaja. Lakukan latihan beberapa
kali dalam sehari selama 2-3 menit.
Mulailah dengan gerakan pelan, agar dapat
diperhatikan bagian tubuh yang bergerak dan tidak bergerak Hook Ups Latihan ini
menghubungkan semua lingkungan fungsi bio listrik tubuh. Kekacauan aliran
energi dapat diatur kembali bila energi beredar dengan lancar di bagian tubuh
yang tadinya tegang. Manfaatnya adalah si kecil menjadi lebih percaya diri, dan
perhatiannya akan lebih seksama. Gerakan menyentuh ujung-ujung jari tangan akan
menyeimbangkan dan menghubungkan dua belahan otak. Ditambah dengan menempatkan
lidah di langit-langit mulut, maka perhatian dipusatkan pada otak bagian
tengah. Emosi di dalam sistem limbik (yang bertanggung jawab terhadap informasi
emosional dan otak besar untuk berpikir abstrak) dihubungkan dengan otak bagian
dahi, sehingga orang lebih seimbang dan lebih mampu menyesuaikan dengan
tuntutan belajar Gerakan ini bisa dilakukan dalam posisi duduk, berbaring atau
berdiri.
Mata kaki kiri disilangkan di atas kaki kanan. Tangan dijulurkan ke
depan dan disilangkan dengan posisi tangan kiri di atas tangan kanan dan jempol
ke arah bawah. Lalu, tangan diputar ke bawah dan ditarik sampai di muka dada,
sehingga jempol ke arah atas. Tutup mata dan tarik napas dalam-dalam dengan
lidah ditempelkan di langit-langit mulut sekitar 1 cm di belakang gigi.Buang
napas panjang melalui mulut, dan lidah lepaskan lagi. b. Kedua kaki agak
meregang. Ujung-ujung jari kedua tangan disambung dengan halus di depan dada,
lalu lakukan napas dalam selama 1 menit.
Beda dimensi, beda gerakan Otak itu
sendiri dibagi menjadi 3 dimensi, yakni dimensi lateralis (otak kiri-kanan),
dimensi pemfokusan (otak depan belakang), serta dimensi pemusatan (otak
atas-bawah). Masing-masing dimensi memiliki tugas tertentu, sehingga gerakan
senam yang harus dilakukan si kecil juga bervariasi. Dimensi lateralitas Otak
terdiri atas dua bagian, yakni kiri dan kanan, di mana masing- masing belahan
otak mempunyai tugas tertentu. Bila kerja sama antara otak kiri dan kanan
kurang baik, anak sulit membedakan antara kiri dan kanan, gerakannya kaku,
tulisan tangannya jelek atau cenderung menulis huruf terbalik, sulit membaca
dan menulis, mengikuti sesuatu dengan mata, sulit menggerakkan mata tanpa
mengikutinya dengan kepala, tangan miring ke dalam ketika menulis, cenderung
melihat ke bawah sambil berpikir, keliru dengan huruf (seperti d dan b, p dan
q), serta menyebut kata sambil menulis. Beberapa gerakan untuk dimensi ini
adalah 8 Tidur dan Gajah. 8 Tidur Berdiri dengan kaki agak meregang dan kepala
menghadap ke depan. Angkat tangan ke depan dan kepalkan, dengan posisi jempol
dalam keadaan mengacung.
Gerakan dimulai dengan menaikkan jempol ke kiri atas,
dan turun ke bawah, lalu kembali ke titik awal. Hal yang sama dilakukan pada
sisi kana. Seiring dengan itu, mata mengikuti gerakan yang sama. Ulangi gerakan
sebanyak 5 kali untuk masing-masing tangan, dan kedua tangan secara bersamaan.
Manfaat : mengaktifkan kerja sama kedua belahan otak, meningkatkan kemampuan
penglihatan, juga membedakan dan menghafal simbol, serta menghilangkan
kekeliruan dalam membedakan huruf. Gajah:Seperti posisi gerakan 8 tidur, tetapi
kedua lutut sedikit ditekuk. Angkat tangan kiri lurus ke depan dengan telapak
tangan dalam keadaan terbuka, kemudian letakkan telinga di atas bahu. Bayangkan
tangan seolah-olah merupakan belalai gajah yang bersatu dengan kepala. Lalu,
mulailah membentuk angka 8 tidur.
Mata harus mengikuti gerakan tersebut.
Lakukan gerakan ini, sekitar 10 kali untuk setiap tangan. Manfaat :
mengaktifkan telinga bagian dalam yang berpengaruh pada keseimbangan tubuh,
mengkoordinasikan otak untuk mengaktifkan kedua telinga dan mata, mengendurkan
otot tengkuk, meningkatkan daya ingat, dan koordinasi tubuh bagian atas dan
bawah. Dimensi pemfokusan Pemfokusan adalah kemampuan untuk menyeberang “garis
tengah keterlibatan” yang memisahkan otak bagian belakang dan depan. Informasi
diterima oleh otak bagian belakang yang merekam semua pengalaman, lalu
informasi diproses dan diteruskan ke otak bagian depan untuk mengekspresikannya
sesuai tuntutan atau keinginannya. Bila si kecil takut, gugup atau mengalami
stres saat belajar, secara refleks energi ditarik ke otak bagian belakang,
sehingga otak bagian depan mengalami kekurangan energi.
Akibatnya, jawaban yang
tadinya sudah siap, tiba-tiba “terlupa” atau tidak mampu dijawabn dengan
sempurna. Refleks alamiah ini muncul bila seseorang merasa dirinya dalam
keadaan bahaya atau terancam hidupnya. Tidak ada waktu untuk berpikir, namun ia
harus segera “berjuang dan melarikan diri”. Karena itu, tubuh akan segera
menegangkan otot-otot dan memperpendek tendon atau urat-urat di tubuh bagian
belakang dari kepala sampai ke ke kaki. Hal ini akan berpengaruh pada sikap
tubuh dan mengacaukan keseimbangan di dalam telinga dan orientasi gerak. Bila
tubuh telah terbiasa dengan refleksi pelindung tendon tersebut, maka sulit
untuk menghilangkannya. Gerakan meregangkan otot telah terbukti efektif dalam
mengendorkan urat dan otot sehingga energi dapat mengalir sampai di otak bagian
depan yang menunjang kemampuan memahami, mengontrol gerakan dan tingkah laku
yang logis untuk melibatkan diri dalam kegiatan sosial. Ciri khas jika otak
bagian depan dan belakang kurang bekerja sama adalah otot tengkuk dan bahu
tegang, kurang bersemangat untuk belajar, serta reaksi pelan.
Lalu hambatam
otak bagian belakang berupa anak terlalu aktif, konsentrasi dan analisis anak
dalam rentang yang terlalu pendek, terlalu terinci, kurang fleksibel,
kadang-kadang agresif, kurang rileks atau istirahat untuk memikirkan sesuatu
lebih luas. Hambatan otak bagian depan berupa anak pasif, melamun, bila stres
bingung, hipoaktif (kurang aktif), serta kemampuan untuk memperhatikan kurang,
namun perasaan dan suasana (merekam dengan jelas). Contoh gerakan untuk dimensi
ini adalah Burung Hantu. Burung Hantu Berdiri dengan kedua kaki meregang.
Letakkan telapak tangan kiri pada bahu kanan, sementara tangan kanan dibiarkan
bebas.Sambil menengok ke kiri dan kanan, telapak tangan kiri “meremas- remas”
bahu. Tarik napas pada saat kepala menghadap lurus ke depan, lalu buang napas
ketika kepala ke samping. Ulangi untuk tangan lainnya. Lakukan latihan sebanyak
10 kali.Manfaat : mengkoordinasikan pendengaran, penglihatan dan gerakan tubuh;
meningkatkan konsentrasi dan sebagainya. Abjad 8:Alfabet yang dibuat
berdasarkan 8 tidur ini dapat dilakukan anak dengan dua tangan (jarinya
“dikunci”) bersama di udara dan di papan tulis agar otot-otot besar di tangan,
bahudan dada diaktifkan.
Kemudian, 8 tiudr digambarkan lebih kecil di kertas
atau buku tulis dan diikutinya dengan alat tulis. Tulislah 8 tidur beberapa
kali, lalu sambunglah dengan satu huruf pilihan, kemudian diteruskan lagi
dengan beberapa gerakan 8 tidur.Manfaat : mengaktifkan kedua belahan otak,
menunjang koordinasi tangan-mata, dapat membedakan dan menghafal symbol dan
huruf, dan sebagainya. Dimensi pemusatan Pemusatan adalah kemampuan untuk
menyeberang garis pemisah antara tubuh bagian bawah dan atas sesuai dengan
fungsi-fungsi otak bagian bawah dan atas, yaitu sistem limbik. Apa yang
dipelajari harus dapat dihubungkan dengan perasaan dan memberi arti. Bila kerja
sama antar- otak besar dan sistem limbik terganggu, si kecil sulit merasakan
emosi atau mengekspresikannya, cenderung bertingkah laku “berjuang atau
melarikan diri” serta dapat mengalami ketakutan yang berlebihan. Dalam keadaan
stres, tegangan listrik berkurang di otak besar, sehingga fungsinya pun
terganggu.
Tubuh manusia adalah satu sistem listrik yang sangat kompleks. Semua
kesan dan masukan melalui mata, telinga dan gerakan diubah ke dalam sinyal
listrik dan diteruskan melalui serabut saraf ke otak. Sebaliknya, otak mengirim
sinyal listrik lainnya untuk memerintah cara bereaksi pada sistem penglihatan,
pendengaran dan otot-otot. Dengan gerakan untuk meningkatkan energi dan minum
air, banyak energi elektromagnetis menjadi lancar sehingga komunikasi
antar-otak dan badan terjamin.
Ciri khas jika otak bagian atas dan bawah kurang
bekerja sama adalah bila bagian atas yang terhambat. Misalnya saja, anak bicara
dan bertindak pelan, kurang fleksibel, sulit melompat, kurang berkonsentrasi,
kurang terorganisasi, penakut, kurang percaya diri, ragu-ragu, sulit dalam
hubungan sosial dan di sekolah. Bila bagian bawah yang terhambat menyebabkan
cepat hilang keseimbangan, mengabaikan perasaan atau menilainya negatif, bicara
dan bertindak terlalu cepat, serta ingin mendiskusikan segala hal. Contoh
gerakan untuk dimensi ini adalah Tombol Bumi, Tombol Keseimbangan, Tombol
Angkasa, Pasang Telinga, Titik Positif, dan lain-lain.
Tombol Bumi Letakkan dua jari tangan kanan di tengah dagu, sementara
telapak tangan kiri di daerah pusat (perut). Jari-jari telapak tangan kiri
menunjuk ke bawah (lantai). Gerakan mata dari bawah (lantai) ke atas
(langit-langit), lalu kembali ke bawah sambil melakukan napas dalam, yaitu
menarik napas dalam-dalam, dan membuangnya secara perlahan. Lakukan selama 1
menit atausekitar 4-6 kali napas dalam. Ulangi gerakan untuk tangan
lainnya.Manfaat : melatih mata untuk melihat benda jauh-dekat, meningkatkan
koordinasi tubuh, dan lainnya. Tombol Keseimbangan:Sentuhlah tombol
keseimbangan yang terletak di belakang telinga kiri di perbatasan rambut (bawah
tulang tengkorak) dengan beberapa jari tangan kiri.
Sementara itu, letakkan
telapak tangan di daerah pusat. Posisi kepala tetap lurus ke depan. Setelah 30
detik, lakukan untuk tangan satunya lagi. Ulangi gerakan hingga beberapa kali.
Manfaatmeningkatkan konsentrasi, membuat si kecil lebih siap menerima
pelajaran. Titik Positif: Sentuhlah dia titik dahi, kira-kira di antara
perbatasan rambut dan alis. Lakukan selama 30-60 detik.Manfaat : menenangkan
pikiran dan lain-lain.
Sumber:
- Pelatihan Brain Gym oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jurusan Perkembangan, Juni 2001.
- Konsultasi Ilmiah : dr. Ruswaldi Munir, Sp.KO, Kedokteran Olahraga- Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
- Majalah Ayahbunda – 2001
0 comments:
Post a Comment