CARA MENYIKAPI GANGGUAN BELAJAR
4:00 PM Edit This 0 Comments »
Bagaimana
sebaiknya orangtua menyikapi gangguan belajar pada anak? Dengan sikap dan
cara yang tepat bukan mustahil potensi besar yang terpendam justru menjadi
prestasi luar biasa:
Coba
memahami keadaan anak
Jangan
membandingkan anak tersebut dengan anak-anak lain. Sikap seperti itu akan
membuat anak menjadi stres dan frustasi. “Sebenarnya anak sudah menyadari
kekurangannya dan juga merasa sedih. Jadi sebaiknya orangtua menjadi
motivator bagi si anak,”ujar Evita, psikolog dan dosen pendidikan.
Jangan
terlalu menuntut anak
Orangtua
layaknya manusia biasa yang menginginkan kesempurnaan. Namun, jangan terlalu
menuntut dan bersikap tidak realistis kepada anak. Tuntutan ini kadang
terlontar tanpa disadari, seperti ‘kamu kok malas’ atau ‘kamu harus berusaha
lebih keras lagi karena kamu gagal mendapat nilai bagus’. Hati-hati kata-kata
itu dapat mempengaruhi konsep diri anak.
Menyajikan
tulisan dengan media lain
Beri
kesempatan anak menulis dengan menggunakan media selain buku seperti komputer
atau mesin ketik. Dengan menggunakan komputer anak bisa mengetahui
kesalahannya dalam mengeja dengan menggunakan fasilitas korektor ejaan.
“Orangtua juga dituntut untuk lebih kreatif lagi daam mengajari anak membaca,
menulis dan berhitung,”ujar Evita.
Membangun rasa percaya diri anak
Berikan
pujian yang wajar bagi anak atas usahanya. Hindari untuk menyepelekan atau
melecehkannya karena hal itu akan membuatnya rendah diri dan frustrasi.
“Sebaiknya orangtua tidak mengatakan ‘payah kamu’ atau ‘oh kamu tidak bisa’
karena akan membuat anak malas mencoba belajar,”ujar Lody Paat, psikolog
pendidikan luar biasa.
Latih anak untuk terus menulis
Pilih
metode yang sesuai dengan tingkat kemampuannya ketika menulis. Berikan tugas
yang menarik dan memang diminatinya. Bisa juga memintanya untuk membuat
gambar di tiap paragraf.
Temukan
potensi Anak
Jangan
terpaku pada kekurangannya, berikan anak kesempatan untuk mengenal kemampuan
lain selain membaca, menulis dan berhitung misalnya melukis, seni atau
desain. Atau perluas pergaulannya sehingga anak mudah bersosialisasi. Hal ini
juga dapat melatih kemampuan bahasanya.
Sesungguhya sampai sekarang masih
belum diketahui secara pasti penyebab Disleksia. Namun, sejumlah neurolog di
AS berpendapat ini merupakan gangguan pada saraf atau otak, sama sekali bukan
karena anak itu bodoh, idiot atau bahkan cacat jiwa seperti mayoritas
pendapat orang. Walau tidak menjalani pengobatan khusus, penderita disleksia
tidak akan selamanya menderita gangguan membaca dan menulis. Ketika
pertumbuhan otak dan sel otaknya sudah sempurna, ia akan dapat mengatasinya.
Tentu didukung dengan metode pelatihan yang tepat.
|
http://yudhie.blogdetik.com/2010/05/26/gangguan-belajar/
0 comments:
Post a Comment