PENGENALAN ALAT & BAHAN PRAKTIKUM KESEHATAN LINGKUNGAN
Aturan Praktikum Kesehatan Lingkungan
I. kartu praktikum
1. setiap praktikan akan mendapat kartu atau nomor regu praktikum yang ditentukan oleh laboratorium
2. Setiap praktikan harus membawa kartu praktikum tiap melakukan praktikum
II. Asistensi Pendahuluan
1. sebelum kegiatan praktikum dimulai diadakan asistensi pendahuluan untuk mengenal alat-alat praktikum
2. semua praktikan diwajibkan mengikuti asistensi pendahuluan.
3. Ada empat hal yang harus di lakukan setiap percobaan : pretest, percobaan, pengesahan hasil percobaan dan laporan resmi
4. Pretest dilaksanakan sebelum praktikum dimulai dalam bentuk lesan atau tertulis.
5. Sebelum praktikum, praktikan harus membuat laporan sementara yang terdiri dari judul praktikum, tujuan dasar teori, alat & bahan serta cara kerja praktikum
III. Pengesahan Hasil Percobaan
1. Hasil percobaan (pengamatan) dinyatakan sah apabila ada tanda tangan dari asisten.
2. Hasil percobaan (pengamatan) yang telah mendapat tanda tangan asisten di lampirkan dalam laporan resmi (laporan resmi dibuat per individu).
IV. Laporan resmi
1. Laporan resmi harus di buat pada kertas double folio (jangan di bolak-balik).
2. Laporan resmi di serahkan pada hari praktikum selanjutnya
V. Tata tertib
1. Lima menit sebelum praktikum, mahasiswa harus siap di Laboratorium Kesehatan Lingkungan dengan memakai jas lab
2. Bila terlambat praktikum 10 menit atau lebih, mahasiswa tidak boleh mengikuti praktikum pada hari itu
3. Di dalam laboratorium, mahasiswa tidak boleh bersenda gurau dan harus bersikap sopan
4. Pada waktu praktikum mahasiswa tidak boleh meninggalkan laboratorium tanpa seijin dari asisten
5. Bila mahasiswa merusakkan/ memecahkan alat, diwajibkan mengganti alat tersebut paling lambat satu hari sebelum praktikum sesudahnya
6. Pada akhir semester, bila mahasiswa ketinggalan praktikumnya lebih dari 25% dari seluruh mata praktikumnya dianggap belum selesai atau tidak mempunyai nilai praktikum
Format laporan praktikum
I. HALAMAN JUDUL
Materi Praktikum yang dilakukan
II. PENDAHULUAN
1. Tinjauan Pustaka/dasar teori
2. Tujuan
III. CARA KERJA PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
alat dan bahan yang digunakan
2. Cara Kerja
Cara kerja yang dilaksanakan dalam praktikum
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
a. Data hasil pengujian
b. Perhitungan hasil
2. Pembahasan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengujian& pembahasn
2. Saran
Saran yang diberikan sehubungan dengan hasil pengujian
VI. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN :LEMBAR DATA PRAKTIKUM/ HASIL PENGAMATAN YANG TELAH DISYAHKAN
PENENTUAN KUALITAS FISIK AIR MINUM:
v WARNA
tujuan: menentukan kualitas fisik air minum dari sisi warna & membandingkan dengan standar kualitas fisik air minum
Dasar teori:
warna tmbul dari kontak antara air dengan reruntuhan organis seperti daun, duri pohon jarum & kayu yang semuanya dalam berbagai tingkat pembusukan
adanya bahan tersebut memberikan warna kuning kecoklatan pada air yang menjadikan air tersebut tidak disukai oleh sebagian konsumen.
Intensitas warna air ini diukur dengan satu unit warna standar yang di hasilkan oleh 1mg/liter platina. Menurut SNI warna ditetapkan 5 – 50 unit.
ALAT DAN BAHAN
Alat : Beaker Glass 100 ml
Bahan : Larutan Platina Cobalt
Aquadest
Air Sampel
Cara Kerja :
A. Dengan Larutan Platina Cobalt.
- Masukkan sampel ke dalam beaker glass 100 ml.
- Buat pembanding dengan aquadest.
- Tambahkan larutan Platina Cobalt ke dalam
- pembanding sp warna kedua tabung sama.
- Catat hasilnya.
B. Secara Visual
- Pemeriksaan warna ditentukan dengan
- membandingkan scr visual warna dari
- sampel dengan warna aquadest.
Bau Dan Rasa
tujuan: dpt menentukan kualitas fisik air minum dari segi bau dan rasa
Dasar teori
Bau&rasa pada air minum akan mengurangi perimaan masyarakat pada air tersebut
Standar persyaratn air minum ttg bau& rasa ini di tetapkan oleh WHO maupun U.S Public Health Service yaitu bahwa dalam air minum tidak boleh ada bau &rasa yang tidak diinginkn
Alat Dan Bahan
Alat : - Beaker Glass 100 ml
Bahan : - Aquadest
- Air sampel
- Masukkan sampel ke dalam Beaker glass 100 ml
- Bandingkan bau & rasa air pada sampel dengan aquadest menggunakan indaria penciuman dan indaria pengecap.
n Kekeruhan
n tujuan:dpt menentukan kualitas fisik air minum dari segi kekeruhan & membandingkan dengan standar kualitas fisik
n Dasar teori
Air dikatakan keruh jk mengandung partikel bahan yang tersuspensi shg memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor, meliputi : tanah liat, lumpur, bahan organik yang tersebar dan partikel-partikel kecil yang tersuspensi lainnya
Standar kekeruhan dari U.S Public Health Service batas maksimal 10ppm dengan skala silikat
Alat dan Bahan
Alat :
- Tabung Nessler 100ml
- Pipet Ukur 1 ml
Bahan :
- Aquadest
- Standar Kekeruhan
CARA KERJA
- Masukkan sampel ke dalam tabung Nessler
- Buat pembanding dengan aquadest
- Tambahkan standar kekeruhan ke dalam
pembanding sp warna kedua tabung sama.
Catat hasilnya.
Rumus :
1000/100 x ml standar =...............unit skala SiO
n TEMPERATUR AIR MINUM
tujuan :
dpt menentukan suhu air & membandingkan dengan standar persyaratn kualitas fisik air minum
Dasar teori
Suhu air hendaknya di bwh sela udara(sejuk25°C)
Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat mempengaruhi pula reaksi kimia dalam pengelolaan, terutama bila temperatur tersebut sangat tinggi
n ALAT DAN BAHAN
Alat : -Thermometer
- Beaker glass 100 ml
Bahan : Air sampel
n CARA KERJA
- Masukkan air ke dalam beaker glass
- Masukkan thermometer ke dalam air 10 menit,
periksa hasilnya
Catat angka yang tertera
n PEMERIKSAAN KUALITAS KIMIA
pH air minum & air limbah
n tujuan: dapat menentukan nilai pH dalam air minum dan air limbh serta membandingkan dengan standar kualitas kimia air minum & air limbah
n Dasar teori
pH merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas asam atau basa suatu larutan . pH < 6,5 dan > 9,2 dpt menyebabkan korosi pada pipa-pipa air & dpt menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah mjd racun yang mengganggu kesehatan
pH yang baik u/ air minum & air limbah = netral(7)
Pengukuran pH dapat menggunakan pH meter, kertas lakmus
n Alat Dan Bahan
Alat : - pH meter
- Beaker glass, 100 ml
Bahan : - limbah cair
- air minum
n Cara Kerja
a. Tekan tombol pH meter pada posisi On
b. Masukkan pH meter ke dalam beaker glass
yang telah berisi limbah cair /air minum
Catat, angka pH yang tertera pada display
menunjukkan angka pH yang diukur
n PEM KUALITAS LIMBAH CAIR :DO
n tujuan : dapat menentukan nilai DO limbah cair.
n Dasar teori
Oksigen trlarut (Dissolved Oxyangen = DO) adalah banyaknya oksigen yang terkandung di dalam air dan diukur dalam satuan mg/l. DO dipergunakan sbg tanda derajat pengotoran limbah/pencmrn air yang ada. Semakin besar DO, maka menunjukkan derajat pengotoran yang relatif kecil
n Alat dan Bahan
Penentuan Oksigen terlarut menggunakan cara WINKLER
Alat :
- Botol Winkler - labu erlenmeyer 500 ml
/Botol Oksigen 300 ml
- Buret 50 ml - Pipet ukur 10 ml
- Pipet tetes
- Gelas Ukur 200 ml
n Corong pipa - alt penghisap
n Bahan :
- 2 ml MnSO4 4H2O
- 2 ml Larutan alkali iodida azida
- 2 ml H2SO4 pekat
- 0,025 N Natrium Thio Sulfat
- 1-2 ml indikator larutan pati (amylum)
- Larutan K2Cr2O7 0,025 N
- Serbuk KI murni
- Air suling
n Cara Kerja
n Penetapan Kenormalan Larutan Baku Tiosulfat
- Masukkan 20 ml larutan baku K2Cr2O7 0,025 N ke dalam Erlenmeyer, kemudian tambahkan 80 ml air suling.
- Tambahkan 2 gram KI murni dan 1 ml H2SO4 6N
- Tambahkan Natrium Thio Sulfat sampai terjadi warna kuning.
- Titrasi dengan larutan kanji 1-2 ml sampai warna biru. Titrasi lagi dengan Natrium Thio sulfat sampai warnanya menjadi hijau muda.
- Hitung kenormalan Natrium Thio Sulfat
Kenormalan Na2S2O3 =
ml K2Cr2O7 x normalitas K2Cr2O7
ml Na2S2O3
Pengujian contoh
a. sampel di masukn botol winkler (+) 2 ml larutan MnSO4 di bawah permukaan cairan.
b. (+) 2 ml larutan alkali-iodida-azida dengan pipet yang lain. Botol ditutup, kemudian di kocok dengan membalik-balikkan botol beberapa kali.
c. Biarkan gumpalan mengendap selama 10 menit. Bila proses pengendapan sudah sempurna, maka bagian larutan yang jernih diambil 100 ml dengan pipet dipindahkan ke Erlenmeyer 500 ml
d. + 2 ml H2SO4 pekat yang dialirkan melalui dinding bagian dalam dari leher botol pada sisa larutan yang mengendap dalam botol Winkler, kemudian botol ditutup kembali.
e.Botol digoyangkn dengan hati-hati agar endapan larut. Seluruh isi botol dituangkan secara kuantitatif ke dalam erlenmeyer 500 ml tadi dibutir c.
f.Iodin tersebut, kemudian di titrasi dengan larutan tiosulfat 0,025 N shg terjadi warna coklat muda.
g.+ indicator kanji 1-2 ml akan timbul warna biru. Titrasi dengan tiosulfat dilanjutkan, sehingga warna biru hilang pertama kali (setelah beberapa menit akan timbul lagi)
Perhitungan :
DO (mg/l) = a x N x 8000
V
DO = oksigen terlarut (mg/l)
a = volume titran Natrium tiosulfat (ml)
N = normality larutan Natrium tiosulfat
V = volume botol Winkler (ml)
n Pemeriksaan kadar besi dalam air
n tujuan : menentukan kualitas kimia air minum dari segi kandungan besi dan membandingkan dengan standar kualitas kimia air minum
n Dasar teori
Konsentrasi Fe dalam air yang melebihi 2 mg/l akan menimbulkan noda-noda pada peralatan, bahan yang berwarna putih, warna air menjadi kemerah-merahan, memberi rasa yang tidak enak pada minuman, membentuk endapan pada pipa-pipa logam dan bahan cucian
standar konsentrasi maksimum besi dalam air minum oleh Depkes RI sebesar 0,1-1 mg/l
Alat :
- Tabung Nessler
100 ml
- Pipet Ukur
1 ml,10 ml
n Bahan
- H2SO4 4 N - NH4CNS 20%
- KmnO4 0,1 N - Standar Besi 1 ml = 0,1 ppm
- Aquadest - Sampel air kran/air sumur
Cara kerja
1. tabung nessler diisi dengan 100 ml sampel
2. + 2,5 ml H2SO4 4 N, campur sp
homogen.
3. + KmnO4 0,1 N tetes demi tetes sampai
warna merah muda stabil.
4. + 2,5 ml NH4CNS 20%. Bila terjadi warna coklat berarti Fe positif. Dilanjutkan dengan menggunakan pembanding.
n Pembanding :
1. Lihatlah deret pembanding pada tabung
Nessler 100 ml dengan menggunakan aquadest
yang telah di beri standar 0 ; 0,1 ; 0,3 ; 0,5 ;
0,7 ; 0,9 ; 1,1 ml.
2. + 2,5 ml H2SO4 4 N dan KmnO4 0,1 N tetes
demi tetes ke dalam setiap tabung hingga
berwarna merah muda stabil, campur
hingga homogen.
3. + 2,5 ml NH4CNS 20%. Bandingkan
dengan sampel.
Rumus :
1000/100 x ml standar x 0,1 mg/l =.......mg/l
n Pemantauan lingkungan fisik
Kebisingan
n Dasar teori
bunyi-bunyi yang tidak dikehendaki dinyatakan sebagai kebisingan. Ada 2 hal yang menentukn kualitas bunyi yakni intensitas & frekuensi.
jns kebisingn:
- kontinu misal suara mesin, kipas angin
- impulsif : tembakan, lalu-lintas, suara org
bicara
n Alat dan bahan
Sound level meter
Lembar data
n Cara Kerja
Persiapan Alat
1. Pasang baterai pada tempatnya
2. Tekan tombol power
3. Cek garis tanda pada monitor utk
mengetahui baterai baik/tidak
4. Kalibrasi alat dengan kalibator shingga angka
pada monitor sesuai dengan angka kalibrator
Pengukuran
1. Pilih selector pada posisi
Fast : untuk kebisingan kontinue
Slow untuk kebisingan impulsif
2. Pilih selector range intensitas kebisingan
n Tentukan lokasi pengukuran
n Setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit dengan 6 kali pembacaan. Hasil pengukuran adalah angka yang ditunjukkan pada monitor.
n Catat hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan sesaat (lek)
Lek = 10 Log 1/N (Sni 10Li/10 + 10Li/10 +
10Li/10 +......)
Lek = rata-rata kebisingan
N = banyaknya kejadian
Ni = frekuensi kejadian
Li = intensitas kebisingan terukur
n Pencahayaan
n tujuan: mengetahui intensitas penerangan, melakukan pengukuran dan menganalisa hasil pengukuran
n Dasar Teori
Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas dan cepat . Penerangan yang kurang baik akan menimbulkan :
- Mata menjadi cepat lelah
- Menurunnya efisiensi kerja
Lembar data Pencahayaan
n Cara kerja
A. Persiapan Alat
1. Pasang baterai pada tempatnya
2. Tekan tombol power
3. Cek garis tanda pada monitor untuk
mengetahui baterai baik/tidak
4. Kalibrasi alat, sehingga angka pada monitor
menunjukkan angka nol
B. Pengukuran Penerangan Umum
1. Bagi ruang kerja mjd bbrpa titik pengukuran
dengan jarak antar titik sekitar 1 meter.
2. Lakukan pengukuran dengan tinggi luxmeter
kurang lebih 85 cm dari atas lantai dan pada
posisi photocell horizontal dengan lantai
Catat hasil pengukuran
C. Pengukuran Penerangan Lokal
1. Pengukuran dilakukan pada obyek kerja
2. Bagi obyek kerja mjd beberapa titik ukur
3. Pengukuran dilakukan dengan
meletakkan Lux meter di obyek kerja
Catat data yang diperoleh pada lembar data
Catatan :
Dalam pengukuran harus diperhatikan :
1. Jam pengukuran
2. Jumlah lampu
3. Jumlah pintu, jendela
4. Posisi pintu, jendela
5. Warna dinding
Rumus :
Pencahayaan Umum = n1 + n2 + n3 + nn....
Sn
0 comments:
Post a Comment