Racun tersembunyi pada makanan

10:21 PM Edit This 0 Comments »

Pestisida yang seharusnya untuk membasmi serangga dan hama tanaman, nyata-nyata banyak pula meracuni manusia. Keracunan yang dikarenakan tidak disadari, kebanyakan akibat pemakaian pestisida di lapangan dan di dalam rumah. Pestisida juga bisa saja nyasar ke dalam makanan, akibat tindak keteledoran para petani sayur dalam memperlakukan pestisida dengan dosis yang berlebihBerbagai penelitian para ahli membuktikan di dalam sayura yang menggunakan penyemprotab pestisida, ditemukan berbagai jenis residu seperti aldrin, diazinon, dieldrin,finitrothion,fenfoat,dan khlonpyrifos. Walaupun kadar residu yang ada dalam buah dan sayuran tidak tinggi (masih dibawah nilai ambang yag diperbolehkan), namun bukan berarti tidak perlu diwaspadai. Sebab meski yang masuk ke dalam tubuh kita dalam jumlah rendah, tohkalau hal itu berlangsung terus-menerus pada gilirannya bisa menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Para ahli menyebut efek sama atau sub klinik untuk jenis keracunan seperti ini. Selain menempel di tanaman, residu pestisida juga banyak yang sampai ke air dan tanah. Sungguh mengerikan akibat yang bisa timbul oleh efek samar ini yaitu dengan kemungkinan munculnya kerusakan hati, ginjal, paru-paru, kelumpuhan, menjadi steril dan bahkan kerusakan pada otak.
Ada dua jenis keracunan yang disebabkan oleh pestisida, yaitu keracunan akut dan sedang. Keracunan akut adalah akibat mengkonsumsi residu pestisida (pestisida) dalam jumlah banyak sekaligus. Tentu fatal akibatnya, karena bisa mematikan. Sedangkan keracunan sedangbiasanya korban tidak sampai dibawa ke puskesmas atau rumah sakit ikarena gejala umumnya hanya sub klinis seperti pusing-pusing, mual, atau berkeringat berlebihan.
Ada beberapa langkah untuk mengurangi residu yang menempel pada sayuran, antara lain dengan mencucinya secara bersih dengan menggunakan air yang mengalir, bukan dengan air diam (direndam) justru sangat memungkinkan racun yang telah larut menempel kembali ke sayuran.
Berbagai percobaan menunjukkan bahwa pencucian dapat menimbulkan residu sebanyak 70% untuk jenis pestisida karbarilo dan hampir 50% untuk DDT.mencuci sayur sebaiknya jangan lupa membetsihkan bagian-bagian yang terlindung mengingat bagian ini pun tak luput dari semprotan petani. Selain pencucian, perendaman dalam air panas (blanching) juga dapat menurunkan residu. Ada baiknya kita mengurangi konsumsi sayur yang masih mentah karena diperkirakan mengandung residu yang lebih tinggi dibanding yang sudah dimasak.
Apakah semua sayuran yang ada di pasar mengandung residu pestisida? Tentunya kita harapkan tidak demikian adanya, namun kita tetap perlu waspada. Tanda orang yang keracunan pestisida dalam jumlah cukup tinggi bermacam-macam, tergantung jenis pestisida yang digunakan. Namun, pada umumnya berupa sakit kepala, pusing, mual sampai muntah, gemetar, kejang, pengelihatan kabur, berair liur banyak, bahkan ada yang sampai kehilangan kesadaran.
Akan halnya keracunan samar-samar, gejala agak sulit dideteksi karena masuknya residu secara sedikit-sedikit tetapi berkepanjangan. Akumulasi yang terus menerus akan menyebabkan bersirat karsinogenik alias berpotensi memicu timbulnya kanker atau tumor. Akumulasi bahan aktif pestisida dalam tubuh juga memungkinkan lahirnya kerusakan hati, ginjal, dan paru-paru.
Sayur-sayuran memang diperlukan tubuh untuk mencukupi kebutuhan kita akan berbagai mineral dan vitamin penting. Tetapi karena di sana ada bahaya, kehati-hatian sangatlah dituntuk dalam hal ini. Ada baiknya memang kalau kita tahu dari mana sayur itu dihasilkan. Tetapi paling aman pastilah kalau kita menghasilkan sayuran sendiri, dengan memanfaatkan pekarangan rumah, dengan pot sekalipun.

0 comments: